Setelah tujuh tahun ketegangan dan permusuhan, Arab Saudi dan Iran pada Jumat, (10/3/2023) setuju untuk memulihkan kembali hubungan diplomatiknya dalam sebuah kesepakatan yang dimediasi China.
Kesepakatan itu diumumkan setelah empat hari pembicaraan yang dirahasiakan di Beijing, China antara pejabat tinggi keamanan dari dua kekuatan yang bersaing di Timur Tengah itu.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Iran, Arab Saudi dan China, disebutkan bahwa Teheran dan Riyadh setuju untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dalam waktu dua bulan.
“Perjanjian tersebut mencakup penegasan mereka atas penghormatan terhadap kedaulatan negara dan tidak mencampuri urusan dalam negeri,” kata pernyataan itu, sebagaimana dilansir Reuters.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.
Menanggapi kesepakatan itu, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Arab Saudi telah memberi tahu Washington tentang pembicaraan di Beijing, tetapi Amerika Serikat (AS) tidak terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut. Dia mengatakan Washington telah mendukung proses tersebut sebagai promosi untuk mengakhiri perang di Yaman.
“Ini bukan tentang China. Kami mendukung setiap upaya untuk mengurangi ketegangan di kawasan. Kami pikir itu untuk kepentingan kami, dan itu adalah sesuatu yang kami kerjakan melalui kombinasi pencegahan dan diplomasi efektif kami sendiri,” kata Kirby sebagaimana dilansir Reuters.